Ilmuwan mengatakan bahwa masalah utama yang dihadapi saat ini adalah bagaimana mengirimkan astronot dalam misi eksplorasi luar angkasa jangka panjang. Adanya radiasi kosmik menjadi salah satu kendala yang perlu diperhatikan oleh badan Antariksa. Kini peneliti asal Jerman mengungkapkan solusi yang bisa dilakukan untuk menangani masalah tersebut.
Dilansir Softpedia, Ilmuwan yang bermarkas di GSI Helmholtz Center for Heavy Ion Research di Darmstadt, Jerman, mengatakan bahwa menggunakan regolith (bahan utama pembentuk tanah) untuk membangun tempat singgah di salah satu benda angkasa adalah efisien. Selain itu, penerapan tersebut akan lebih mampu menekan biaya dan difungsikan untuk melindungi penjelajah luar angkasa.
Regolith merupakan istilah yang digunakan oleh para ilmuwan untuk mendeskripsikan tanah yang ada di benda-benda angkasa. Bekerja di bawah bimbingan European Space Agency (ESA), para peneliti asal Jerman ini mencoba menentukan apakah lapisan untuk membangun tempat singgah menggunakan regolith tersebut bisa efektif untuk misi jelajah bulan atau mars masa depan.
Tujuannya ialah untuk melindungi penjelajah dari radiasi, karena atmosfer mars sangat tipis. Oleh karenanya, solusi ini bisa mencegah terjadinya kanker akibat dari radiasi tersebut.
GSI Biophysics Experiment Manager, Chiara La Tessa menjelaskan bahwa hal ini menjadi tidak layak dan tidak praktis untuk membawa material berteknologi dari bumi ke mars atau bulan. Solusi lain harus ditemukan untuk membuat tempat singgah yang lebih mudah.
"Dalam perjalanan luar angkasa, mengangkut material bangunan hingga menembus luar angkasa akan berpotensi terjadinya ledakan. Oleh karena itu, perlu dibangun stasiun sebagai tempat singgah yang berasal dari tanah, yang bisa dibangun dari regolith bulan dan mars untuk melindungi astronot," pungkas Tessa.
| Sumber Berita |