Para peneliti mengaku menemukan penyebab pemicu jalur evolusioner yang pada akhirnya membuat manusia dan banyak hewan lain berevolusi.
Menurut para ilmuwan, evolusi ini didorong ‘kesalahan’ genetik pada 500 juta tahun silam. Hal ini terjadi saat hewan tak bertulang belakang di laut mengalami peningkatan jumlah DNA dua kali lipat. Demikianseperti dikutipUPI.
Hasil ini memiliki dua sisi, baik dan buruk.Baik karena peningkatan DNA mendorong komunikasi sel agar sel tubuh bisa lebih terintegrasi dengan informasi.Sedangkan buruknya karena kerusakan dalam komunikasi ini dapat menyebabkan diabetes, kanker dan kelainan syaraf.
“Organisme yang bereproduksi secara seksual biasanya memiliki dua salinan keseluruhan genom yang diwarisi dari tiap orang tua. Yang terjadi 500 juta tahun silam adalah, proses ini ‘mengalami kesalahan’ di hewan tak bertulang belakang,” papar peneliti Carol MacKintosh.
Entah bagaimana, hal ini membuat faktor yang diwarisi menjadi dua kali dari jumlah gen, lanjut profesor dari College of Life Sciences di University of Dundee.
“Di generasi berikutnya, kesalahan terjadi lagi dan jumlah salinan berlipat ganda di tiap gen,” lanjutnya.
Duplikasi ini tak stabil dan hilang dengan cepat, jauh sebelum manusia berevolusi, lanjutnya. Namun beberapa diantaranya selamat.
Menurut para ilmuwan, evolusi ini didorong ‘kesalahan’ genetik pada 500 juta tahun silam. Hal ini terjadi saat hewan tak bertulang belakang di laut mengalami peningkatan jumlah DNA dua kali lipat. Demikianseperti dikutipUPI.
Hasil ini memiliki dua sisi, baik dan buruk.Baik karena peningkatan DNA mendorong komunikasi sel agar sel tubuh bisa lebih terintegrasi dengan informasi.Sedangkan buruknya karena kerusakan dalam komunikasi ini dapat menyebabkan diabetes, kanker dan kelainan syaraf.
“Organisme yang bereproduksi secara seksual biasanya memiliki dua salinan keseluruhan genom yang diwarisi dari tiap orang tua. Yang terjadi 500 juta tahun silam adalah, proses ini ‘mengalami kesalahan’ di hewan tak bertulang belakang,” papar peneliti Carol MacKintosh.
Entah bagaimana, hal ini membuat faktor yang diwarisi menjadi dua kali dari jumlah gen, lanjut profesor dari College of Life Sciences di University of Dundee.
“Di generasi berikutnya, kesalahan terjadi lagi dan jumlah salinan berlipat ganda di tiap gen,” lanjutnya.
Duplikasi ini tak stabil dan hilang dengan cepat, jauh sebelum manusia berevolusi, lanjutnya. Namun beberapa diantaranya selamat.
| Sumber Berita |